Setiap manusia
yang hidup, baik itu anak-anak, orang tua pasti memiliki masalah yang
berbeda-beda. Tidak dapat dipungkiri bahwa seringkali masalah atau tantangan
hidup tersebut mengakibatkan kekuatiran, ketakutan dan kecemasan. Memang kita
tidak bisa mengelak dari “momok’ yang bernama masalah, tetapi ternyata ada
solusi yang Yesus tawarkan agar kita tidak lagi kuatir, takut dan cemas dalam
mengahdapi setiap masalah.
Dalam Injil
Matius 6:25-34, dibahas mengenai kekuatiran, dalam bagian tersebut yang
merupakan khotbah Yesus sendiri pada waktu itu, Yesus menekankan untuk tidak
kuatir tentang apapun juga. Sebanyak empat kali Yesus berkata, “Janganlah kamu kuatir....” (ayat 25 dua
kali, ayat 31, ayat 34), hal ini menunjukkan bahwa Yesus begitu menaruh
perhatian terhadap hal kekuatiran. Yesus tahu persis bahwa kecenderungan
manusia akan gampang untuk menjadi kuatir bahkan takut dan cemas. Kuatir adalah
sikap gelisah, cemas dan takut terhadap susuatu yang belum terjadi secara pasti.
Jadi orang yang kuatir sama halnya orang yang mencemaskan sesuatu yang belum
pasti akan terjadi, makanya kekutairan diibaratkan membuka payung sebelum ada
hujan. Belum pasti apa yang kita kuatirkan atau cemaskan itu yang akan terjadi,
Seneca berkata: “kita lebih banyak
menderita oleh khayalan daripada oleh kenyataan.”
Kata “janganlah”
artinya sebuah larangan keras, artinya Yesus melarang dengan keras untuk kita
kuatir, setiap larangan pasti ada alasannya. Sebagai contoh, kenapa ada
larangan mengaktifkan HP dan barang-barang elektronik dalam pesawat terbang?
karena dapat mengganggu sistim navigasi pesawat yang berkibat kecelakaan jika
dilanggar, kenapa ada larangan merokok di area SPBU? karena dapat menyebabkan
kebakaran dan bahkan meledak. Demikian juga kenapa Yesus melarang kuatir?
inilah yang menjadi alasannya:
1.
Adanya jaminan
pemeliharaan Bapa (ayat 32, Rm 8:28). Kita harus menyadari bahwa Tuhan telah
mengadopsi kita menjadi anak-anak-Nya, dan Dia menjadi Bapa kita. Sebagai anak,
tidak mungkin Bapa membeiarkan kita untuk menanggung atau mengahadapi masalah
seorang diri. Dan sebagai Bapa yang baik, Ia pasti akan memberikan segala hala
yang terbaik (Mat 7:11). Dia berjanji akan memelihara dan menyertai kita
selamanya, jadi apa yang perlu kita takutkan dan kuatirkan lagi?
2.
Kekuatiran
adalah musuh iman.
Ketika Yesus menyuruh para murid untuk mendahului-Nya ke seberang dengan
menggunkan perahu, sementara Yesus sendirian untuk berdoa di sebuah bukit. Para
murid mengahadapi masalah karena gelombang akibat angin sakal, maka saat itulah
Yesus datang berjalan di atas air hendak menghampiri mereka, tetapi murid-murid
mengira hantu. Kekuatiran dan kecemasan membuat kita tidak lagi bisa melihat
kemahakuasaan Allah atau mengkerdilkan kuasa Tuhan. Ketika Petrus melihat Yesus
dan memohon untuk menghampiri Yesus dengan berjalan di atas air, dan akhirnya
karena fokus Petrus hanya pada Yesus saat itu dan imannya mulai bangkit, maka
iapun bisa berjalan di atas air, tetapi setelah beberapa langkah, dia mulai
dihinggapi kekuatiran dan ketakutan, akibatnya imannya lemah dan hampir saja
tenggelam (Mat 14:22-32). Kenapa Yesus melarang kuatir? karena kekuatiran hanya
akan melemahkan iman kita.