#Uang
Tidak dapat dipungkiri bahwa kita hidup dalam situasi ekonomi global yang serba tidak menentu, keadaan menjadi tidak stabil, sehingga berdampak kepada masyarakat umum. Beraneka ragam masalah dan tantangan dihadapi oleh manusia, tidak terkecuali orang-orang percaya. Dan dari sekian banyak penyebab munculnya masalah ataupun konflik dalam keluarga dan masyarakat, ternyata uang menduduki urutan pertama. Masalah uang juga dapat dikatakan menjadi trending topik dalam konseling Kristen dewasa ini.
Ungkapan
“segalanya perlu uang, namun uang bukan segalanya” rupanya sudah mulai tergerus
dan bergeser di zaman modern ini, sebab ternyata justru banyak orang berlomba
untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya demi gengsi, harga diri, dan status
sosial. Tidaklah heran hubungan suami istri menjadi tidak harmonis, hubungan
orang tua anak renggang, bahkan tidak jarang terjadi perkelahian dan pembunuhan
karena uang.
Uang atau Tuhan?
Sebagai
kompetitor utama Kristus, uang bersaing dengan Tuhan untuk menduduki tempat
pertama dalam hidup kita. Sehingga perlu kita uji, siapakah yang menjadi tuan
dalam kehidupan kita saat ini?. Yesus mengatakan bahwa kita harus memilih hanya
melayani satu dari tuan ini. “Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan
membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang
seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon “ (Matius 6:24). Mustahil bagi kita untuk melayani
uang bahkan walaupun itu dalam jumlah kecil dan masih tetap melayani Tuhan.
Ketika
tentara salib diserang pada sekitar abad ke-12, tentara-tentara salib ini
menyewa tentara bayaran untuk berperang bagi mereka. Karena itu adalah perang
agama, para tentara bayaran tersebut dibaptis sebelum berperang. Pada saat
mereka dibaptis, mereka akan mengacungkan pedang mereka dan mengangkatnya di
atas air sebagai lambang bahwa Yesus Kristus tidak memiliki kendali atas pedang
mereka. Mereka memiliki kebebasan untuk menggunakan senjata mereka sebagaimana
yang mereka kehendaki.Walaupun tidak segamblang apa yang terjadi dengan para
tentara itu, banyak orang hari-hari ini yang menangani uang mereka dengan gaya
yang serupa. Sejumlah orang mengacungkan dompet mereka "di atas air",
yang maksudnya adalah berkata, "Tuhan, Engkau boleh menjadi Tuhan atas
seluruh kehidupanku, kecuali dalam area uang, saya sepenuhnya sanggup
menanganinya sendiri."
Apa kata Alkitab tentang uang?
Uang
bukanlah akar kejahatan, namun cinta akan uang itulah yang akan membawa jerat
bagi kita. Alkitab mengatakan dalam 1 Timotius 6:10 : "Karena akar segala
kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." Penggunaan
uang yang benar dapat menjadi amat berfaedah. Uang dapat digunakan untuk
membangun rumah yatim piatu dan rumah sakit, memberi makan si miskin,
memberitakan kabar baik, membangun universitas, mendidik orang dalam kebenaran,
untuk mendirikan rumah ibadah/ gereja, untuk memberitakan Injil. Butuh uang
untuk mencetak kitab Suci, untuk mempublikasikan buku rohani dan untuk
mengiklankan pertemuan pekabaran Injil. Tidak ada yang salah dengan yang
namanya uang. Pertanyaannya bagi kita, untuk tujuan apakah uang itu digunakan?
Apakah dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan atau dipakai hanya untuk kesenangan?
Apakah dipakai untuk kesombongan, mendukung pemerintah yang diktator dan
membeli senjata yang pada akhirnya dipakai membunuh manusia, atau dipakai untuk
tujuan yang lebih besar dan mulia?
Ada 4
alasan rohani utama mengapa Alkitab berbicara begitu banyak tentang uang:
- Cara kita menangani uang akan berdampak pada persekutuan kita dengan Tuhan
- Uang dapat membentuk karakter-karakter kita
- Tuhan menghendaki kita untuk memiliki perencanaan untuk mengelola uang, sehingga kita secara keuangan dapat menjadi setia dengan cara-cara yang sangat sederhana.
- Tuhan begitu banyak berbicara tentang uang karena Ia tahu bahwa sebagian besar kehidupan kita berkisar tentang penggunaannya.
Sepanjang
minggu yang telah kita jalani, seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk
menghasilkan uang lewat pekerjaan, membuat keputusan-keputusan untuk mengatur
keuangan, memikirkan tentang di manakah kita akan menabung dan menginvestasi uang,
atau berdoa tentang persembahan/pemberian? Syukurlah, Allah telah menyiapkan
Alkitab sebagai panduan bagi kita untuk mengelola berkat-Nya dengan benar.
Solusi Sederhana
Masalah ataupun konflik dalam rumah
tangga Kristen akan selalu ada, namun setidaknya kita dapat mewaspadai
penyebab-penyebab yang marak terjadi dewasa ini, agar kita tidak jatuh di
lubang yang sama. Jika kita menyadari bahwa uang merupakan hal yang sangat
sensitif baik dalam lingkup keluarga, pekerjaan, pelayanan, dll, maka sikap
kita terhadap uang harus berubah, jangan bersedia untuk diperhamba oleh uang
atau kekayaan, tetapi mengabdikan hidup kita hanya kepada Tuhan. Bukan uang
yang mengatur kita, tetapi kitalah yang mengatur uang. Hidup penuh dengan
ucapan syukur, mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita, serta meminta
hikmat dari Tuhan untuk mengelola keuangan, akan membantu kita terbebas dari
masalah yang menjadi trending topik dalam konseling Kristen belakangan ini.