Kota
Veteran
Sejak Filipus II dari Makedonia
merebut kota itu dari orang Trake sekitar pertengahan abad ke-4 SM, di
kota ini terjadi peperangan demi peperangan, diantaranya peperangan antara
Brutus dan Kassius melawan Antonius dan Oktavianus yang dimenangkan Antonius dan
Oktavianus. Perang terulang kembali pada tahun 31 SM kali ini Oktavianus
mengalahkan Antonius dan diangkat menjadi kaisar. Orang-orang yang mendukung
Antonius pun dibuang ke Filipi. Tidak mengherankan apabila penduduk Filipi
adalah veteran perang dan para budak. Penduduk pribumi dan para pemimpin kota
berbaur di kota ini. Oktavianus menjadikan Filipi sebagai ”koloni” Romawi, dan
membebaskan kota itu dari pajak serta mendapat hak-hak istimewa lain.
Sangat sedikit sekali dijumpai orang
Yahudi yang bermukim di kota ini, hal ini terlihat dari tidak adanya sinagoge
di Filipi (Kis 16:13). Mereka biasanya mengadakan ibadah di luar kota, tepatnya
di Sungai Gangitis. Di tempat tersebut Paulus bertemu sekelompok wanita,
termasuk Lidia yang adalah seorang pedagang kain ungu dan memberitakan Injil kepada mereka. Kemudian
Lidia percaya kepada Tuhan Yesus dan dibaptis dengan anggota keluarganya di
sungai Gangitis. Penduduk asli kota Filipi hidup dalam penyembahan berhala, mereka
menyembah berbagai dewa-dewi Romawi, antara lain Yupiter, Merkurius, Yuno dan
Minerva.
Kota
pertama di Eropa yang mendengar Injil
Filipi merupakan kota pertama di Eropa
yang menjadi tujuan perjalanan misi Paulus yang ke dua, sekitar tahun 50 M. Melalui
tuntunan Tuhan dalam sebuah penglihatan, Paulus beserta Silas. Timotius dan
Lukas menuju ke Filipi dengan menggunakan kapal dari Troas, Paulus tiba di kota
pelabuhan Filipi yang bernama Neapolis (Kis 16:4-12), kemudian melanjutkan perjalanan
sekitar 15 km ke arah barat laut melalui Via Egnatia. Dalam kitab Kisah Para Rasul
pasal 16 dan surat Paulus kepada jemaat di Filipi, tersirat bahwa yang pertama
kali mendirikan jemaat Kristen di Filipi adalah Paulus.
Namun misi Paulus di Filipi menuai
banyak tantangan, mereka difitnah dan didera, kemudian dimasukkan ke penjara
serta memasung mereka. Dalam Alkitab diceritakan pada tengah malam Paulus dan
Silas berdoa dan memuji Tuhan, kemudian terjadi gempa bumi yang dahsyat
sehingga pintu-pintu penjara dan belenggu mereka terlepas. Peristiwa ini
membuat kepala penjara dan kelurganya bertobat.
Diperkirakan Paulus mengunjungi kota
Filipi dua kali lagi, pada tahun 56 dan 57, sebelum dia akhirnya dipenjara
kembali dan menulis surat kepada jemaat di Filipi sekitar tahun 61-62.
Pelayanan Paulus di Filipi membuahkan hasil, terbukti antara pertengahan abad
ke-4 sampai abad ke-6 ada tujuh gereja
yang berbeda dibangun di kota Filipi. Bahakan salah satu bangunan basilika di
Filipi, yaitu “Basilica B” mendapat tempat terhormat dalam sejarah seni Kristen
kuno dan Katedral yang dibangun di lokasi Basilica of Paul di akhir abad ke-5, yang
dibangun berbentuk segi delapan (octagonal), mampu menyaingi gereja-gereja di
Konstantinopel.
Menjadi
reruntuhan
Kota Filipi telah hancur dan menjadi
rerentuhan akibat gempa bumi sekitar tahun 619, dan tidak dapat pulih kembali. Pada
abad ke-7 masih ada aktifitas masyarakat di Filipi, tetapi kota itu telah
menjadi sebuah desa. Tambang emas dan posisi yang strategis, menjadikan Filipi
kerap menjadi rebutan, baik oleh kekaisaran Binzantin, Ottoman, orang Bulgar,
sampai orang-orang Serbia pasca perang salib ke-4.
Namun setelah itu tidak diketahui secara
pasti, kapan kota ini ditinggalkan oleh
penduduknya, namun ketika pengelana Perancis, Pierre Belon, mengunjungi Filipi
pada abad ke-16, dia hanya menjumpai reruntuhan dan digunakan oleh orang-orang
Turki sebagai tempat mengambil batu. Semua yang tersisa di Filipi adalah teater
Yunani, fondasi rumah di bawah forum Romawi, dinding, dan sebuah kuil kecil
yang didedikasikan untuk kultus pahlawan.
Kota reruntuhan Filipi kini sudah tidak lagi terlihat kemakmurannya, tetapi telah menjadi bukti sejarah kegigihan dan pengorbanan Paulus dalam melayani Tuhan, bahkan di tengah penderitaannya ia menulis surat kepada jemaat di Filipi dan berkata “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Filipi 1:21-22a). Paulus telah melepaskan haknya dan lebih memilih untuk menderita besama Kristus.
Kota Filipi di era moderen termasuk wilayah turki atau yunani ???
ReplyDeleteKota Filipi di era modern termasuk wilayah turki atau yunani ???
ReplyDelete