Tuesday, May 7, 2013

FILIPI

Filipi adalah sebuah kota yang terletak 10 mil dari pelabuhan Neapolis dan merupakan kota terpenting di Makedonia. Kota yang dibangun oleh Raja Filipus II dari Makedonia, yaitu ayah dari Aleksander Agung ini merupakan kota yang strategis secara perdagangan maupun militer karena kota tersebut dilewati oleh jalan raya Egnasia (via Egnatia) yang memhubungkan Barat (Eropa) dan Timur (Asia). Kota Filipi dibangun sekitar tahun 356 SM, dan merupakan kota yang terletak di puncak bukit dan berbatasan dengan Thracia . Kota modern Filipi atau munisipal Filippoi kini berada di dekat reruntuhan kota kuno, dan masuk dalam bagian wilayah Makedonia Timur di Yunani.

Kota Veteran

Sejak Filipus II dari Makedonia merebut kota itu dari orang Trake sekitar pertengahan abad ke-4 SM, di kota ini terjadi peperangan demi peperangan, diantaranya peperangan antara Brutus dan Kassius melawan Antonius dan Oktavianus yang dimenangkan Antonius dan Oktavianus. Perang terulang kembali pada tahun 31 SM kali ini Oktavianus mengalahkan Antonius dan diangkat menjadi kaisar. Orang-orang yang mendukung Antonius pun dibuang ke Filipi. Tidak mengherankan apabila penduduk Filipi adalah veteran perang dan para budak. Penduduk pribumi dan para pemimpin kota berbaur di kota ini. Oktavianus menjadikan Filipi sebagai ”koloni” Romawi, dan membebaskan kota itu dari pajak serta mendapat hak-hak istimewa lain.

Sangat sedikit sekali dijumpai orang Yahudi yang bermukim di kota ini, hal ini terlihat dari tidak adanya sinagoge di Filipi (Kis 16:13). Mereka biasanya mengadakan ibadah di luar kota, tepatnya di Sungai Gangitis. Di tempat tersebut Paulus bertemu sekelompok wanita, termasuk Lidia yang adalah seorang pedagang kain ungu dan  memberitakan Injil kepada mereka. Kemudian Lidia percaya kepada Tuhan Yesus dan dibaptis dengan anggota keluarganya di sungai Gangitis. Penduduk asli kota Filipi hidup dalam penyembahan berhala, mereka menyembah berbagai dewa-dewi Romawi, antara lain Yupiter, Merkurius, Yuno dan Minerva.


Kota pertama di Eropa yang mendengar Injil

Filipi merupakan kota pertama di Eropa yang menjadi tujuan perjalanan misi Paulus yang ke dua, sekitar tahun 50 M. Melalui tuntunan Tuhan dalam sebuah penglihatan, Paulus beserta Silas. Timotius dan Lukas menuju ke Filipi dengan menggunakan kapal dari Troas, Paulus tiba di kota pelabuhan Filipi yang bernama Neapolis (Kis 16:4-12), kemudian melanjutkan perjalanan sekitar 15 km ke arah barat laut melalui Via Egnatia. Dalam kitab Kisah Para Rasul pasal 16 dan surat Paulus kepada jemaat di Filipi, tersirat bahwa yang pertama kali mendirikan jemaat Kristen di Filipi adalah Paulus.

Namun misi Paulus di Filipi menuai banyak tantangan, mereka difitnah dan didera, kemudian dimasukkan ke penjara serta memasung mereka. Dalam Alkitab diceritakan pada tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan memuji Tuhan, kemudian terjadi gempa bumi yang dahsyat sehingga pintu-pintu penjara dan belenggu mereka terlepas. Peristiwa ini membuat kepala penjara dan kelurganya bertobat.


Diperkirakan Paulus mengunjungi kota Filipi dua kali lagi, pada tahun 56 dan 57, sebelum dia akhirnya dipenjara kembali dan menulis surat kepada jemaat di Filipi sekitar tahun 61-62. Pelayanan Paulus di Filipi membuahkan hasil, terbukti antara pertengahan abad ke-4 sampai abad ke-6  ada tujuh gereja yang berbeda dibangun di kota Filipi. Bahakan salah satu bangunan basilika di Filipi, yaitu “Basilica B” mendapat tempat terhormat dalam sejarah seni Kristen kuno dan Katedral yang dibangun di lokasi Basilica of Paul di akhir abad ke-5, yang dibangun berbentuk segi delapan (octagonal), mampu menyaingi gereja-gereja di Konstantinopel.


Menjadi reruntuhan

Kota Filipi telah hancur dan menjadi rerentuhan akibat gempa bumi sekitar tahun 619, dan tidak dapat pulih kembali. Pada abad ke-7 masih ada aktifitas masyarakat di Filipi, tetapi kota itu telah menjadi sebuah desa. Tambang emas dan posisi yang strategis, menjadikan Filipi kerap menjadi rebutan, baik oleh kekaisaran Binzantin, Ottoman, orang Bulgar, sampai orang-orang Serbia pasca perang salib ke-4.

Namun setelah itu tidak diketahui secara pasti, kapan  kota ini ditinggalkan oleh penduduknya, namun ketika pengelana Perancis, Pierre Belon, mengunjungi Filipi pada abad ke-16, dia hanya menjumpai reruntuhan dan digunakan oleh orang-orang Turki sebagai tempat mengambil batu. Semua yang tersisa di Filipi adalah teater Yunani, fondasi rumah di bawah forum Romawi, dinding, dan sebuah kuil kecil yang didedikasikan untuk kultus pahlawan.


Kota reruntuhan Filipi kini sudah tidak lagi terlihat kemakmurannya, tetapi telah menjadi bukti sejarah kegigihan dan pengorbanan Paulus dalam melayani Tuhan, bahkan di tengah penderitaannya ia menulis surat kepada jemaat di Filipi dan berkata “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Filipi 1:21-22a). Paulus telah melepaskan haknya dan lebih memilih untuk menderita besama Kristus.

2 comments:

  1. Kota Filipi di era moderen termasuk wilayah turki atau yunani ???

    ReplyDelete
  2. Kota Filipi di era modern termasuk wilayah turki atau yunani ???

    ReplyDelete