Thursday, May 30, 2013

S & K (*)



Sebuah iklan produk tertentu memberikan penawaran yang menggiurkan sekaligus menjebak. Dengan font ukuran besar menawarkan diskon yang fantastik, tetapi ternyata ada tanda bintang kecil di bawahnya yang berarti ada syarat dan ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan penawaran tersebut. Bukan hanya untuk sebuah produk, syarat dan ketentuan juga diberlakukan untuk perekrutan karyawan, calon mahasiswa, bahkan beberapa orang menerapkan untuk calon pasangan hidup. Tidak heran jika di dunia kita sekarang hampir segala sesuatu diterapkan syarat dan ketentuan sebagai sebuah standar.

Berbanding terbalik dengan kenyataan di dunia ini terhadap apa yang diberikan oleh Yesus kepada kita. Kasih-Nya, kebaikan-Nya, pengorbanan-Nya yang diberikan tanpa menerapkan syarat dan ketentuan. Jika saja Allah menerapkan syarat dan ketentuan tersebut, maka tidak akan ada manusia yang akan mendapat anugerah dan keselamatan-Nya karena semua manusia telah berdosa (Rm 3:23) dan cemar di hadapan Allah. Inilah anugerah yang sejati, dimana pemberian yang terbaik tanpa didasari oleh kelayakkan dari sang penerima. Karena itu hargai anugerah dan kasih karunia-Nya dalam hidup kita, memang anugerah diberikan secara gratis atau cuma-cuma tetapi anugerah Allah tidak murahan tetapi mahal harganya. Hidup dengan penuh ketaatan, tetap menjaga kekudusan dan hidup benar merupakan respon kita terhadap kasih karunia-Nya.

Kekristenan bukanlah merupakan sebuah agama sebenarnya, melainkan hubungan, yaitu hubungan yang didasari oleh kasih Allah yang tak terbatas. Dimulai ketika Allah yang mencari manusia bukan manusia yang mencoba untuk mencari Allah, hal ini menunjukkan bahwa betapa pedulinya bahkan agungnya kasih Allah akan manusia. Pertanyaan sekarang adalah kenapa Allah begitu menaruh perhatian yang khusus kepada manusia?, Alkitab memberikan jawaban yang pasti, bahwa ternyata manusia adalah ciptaan Tuhan yang mulia sehingga ini yang membuat manusia menjadi sangat berharga di hadapan Tuhan. Menjadi berharga bukan karena kita hebat, karena sesungguhnya kita diciptakan dengan bahan baku yang murahan, yaitu debu tanah, tetapi yang membuat manusia berharaga dan spesial bagi Tuhan yaitu ketika Allah sendiri yang menghembuskan nafas hidup ke hidung kita (Kej 2:7).

Sadari posisi kita di hadapan Tuhan, bahwa kita manusia yang berdosa, yang lemah telah mendapat kasih karunia Allah yang tidak terbatas bukan berdasarkan kelayakkan kita atau telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, namun karena kita sangat berharga di mata Tuhan, sehingga tanpa memeperhatikan asas penerapan standar kelayakkan Dia telah menganugerahi segala hal yang terbaik dalam hidup kita. Sebuah pertanyaan untuk direnungkan sekarang:
§  Sudahkah kita meresponi dan menghargai anugerah-Nya?
§  Apakah yang sudah kita lakukan untuk Tuhan?
§  Apa yang akan kita lakukan untuk Tuhan?