Bertambah teguh dalam iman merupakan
kerinduan hati Tuhan bagi setiap orang percaya (Kolose 2:7b). Namun untuk dapat
memiliki iman yang kokoh harus mengerti dengan pasti apa yang menjadi dasar
dari iman kita. Seharusnya iman tidak akan terpengaruh dengan situasi dan kondisi
yang terjadi, karena memang dasar iman bukanlah situasi dan kondisi tersebut.
Tetapi di zaman ini tidak sedikit orang percaya yang hidupnya masih terpengaruh
dengan keadaan, sebut saja ketika ramai pembertiaan di media masa mengenai
rencana kenaikkan bahan bakar minyak (BBM) yang tentunya akan dibarengi dengan
melonjaknya harga-harga bahan pokok, kondisi ini dapat mempengaruhi iman
seseorang.
Dasar iman dan percaya kita adalah janji
Allah, begitu banyak janji Allah dalam hidup kita yang tertulis dalam Alkitab,
dan itulah yang menjadi dasar iman dan pengharapan kita. Seorang anak kelas 4
SD dengan giat dan penuh semangat belajar baik di sekolah maupun di rumah, yang
membuat anak ini bergairah dalam belajar adalah karena sang ayah menjanjikan
jika ia naik kelas dengan nilai yang bagus, maka akan dibelikan sepeda baru,
janji dari sang ayah inilah yang dipegang teguh oleh anak tersebut dan memicu
semangatnya dalam belajar, anak ini memiliki pengharapan yang pasti atas dasar
janji dari ayahnya, dan ia akan dapatkan apa yang diharpakan tersebut nantinya.
Ketika kita menyadari akan janji-janji Tuhan dalam hidup kita dan kita jadikan
sebagai dasar harap dan iman kita, maka situasi apapun yang akan terjadi tidak
akan mempengaruhi kualitas iman kita.
Iman akan menggerakkan seluruh perhatian
dan fokus kita hanya kepada Tuhan yang besar bukan kepada keadaan yang menekan,
itu artinya bahwa sebagai orang beriman, kita tidak akan diliputi kekuatiran
dan ketakutan di saat situasi tidak terkendali dan juga tantangan yang ada. Karena
yang kita percayai jika Tuhan ijinkan terjadi masalah itu artinya Tuhan akan
menyelesaikan masalah kita, jika Tuhan ijinkan sakit-penyakit itu artinya Tuhan
akan menyembuhkan kita dan jika Tuhan ijinkan kita mengalami jalan buntu maka
Tuhan akan membuka jalan dan menyatakan mujizatnya yang kreatif. Demikian juga
jika Tuhan ijinkan BBM naik, maka SMS aja....(J), maksudnya jika BBM naik pasti
berkatnya semakin naik juga.
Iman akan berdampak pada situasi hati
dan ekspresi, jika kita benar-benar mendasarkan iman kita pada janji Tuhan,
maka hati kita akan tetap penuh suka cita, penuh ucapan syukur dan memilliki
muka yang berseri walaupun sedang dalam krisis. Suatu kali ketika masih tinggal
di Kupang-NTT, saya ditelepon teman dan minta ketemu, ketika teman saya bertamu
ke rumah, dia mulai mengutarakan maksud dan tujuannya yaitu mau pinjam uang
sebagai tambahan modal usaha sebesar 50 juta, dalam hati saya berkata “what????”
karena pada saat itu saya juga sedang krisis keuangan, jangankan 50 juta, 50
ribu saja tidak sampai. Setelah saya sampaikan bahwa saya tidak ada dana
segitu, teman saya tidak percaya dan terus memaksa sampai dia pulang, saya
tertawa dalam hati dan mulai berpikir, mungkin tampang saya ini kelihatan
berduit, walaupun saat itu sedang ada masalah keuangan. Suka cita dan syukur
kita tidak ditentukan oleh seberapa besar berkat yang kita terima tetapi oleh
iman yang teguh dengan dasar janji Allah.
Jika kita mendasarkan iman, pengharapan
pada Janji Allah, maka Ia yang berjanji adalah Allah yang setia dan tidak
pernah lalai terhadap janji-Nya, Dia akan menepati janji-janji-Nya dalam hidup
kita. Sehingga kita tidak mengharapkan sesuatu yang hampa, tidak mengimani
sesuatu yang belum pasti, kita akan meraih setiap janji-Nya pada waktu-Nya.
Iman yang akan membuat kita tetap tertawa dikala duka, tetap eksis di tengah
krisis, tetap naik disaat BBM naik!