"KOTA
UDIK YANG TERLUPAKAN"
Ada begitu banyak tempat atau
kota yang berhubungan erat dengan kehidupan Daud, seorang raja ke dua Israel
yang ternama. Proses yang panjang dilalui oleh Daud untuk akhirnya menjadi raja
menggantikan Saul, sejak ia diurapi oleh Samuel. Setiap tempat yang pernah
dikunjungi oleh Daud tertulis dalam Alkitab, salah satunya adalah Ziklag. Dalam
daftar kota-kota di Israel yang telah dibagi-bagi berdasarkan suku Israel,
Ziklag merupakan kota milik Suku Yehuda (Yosua 15:31) dan juga kota milik Suku
Simeon (Yosua 19:5). Ziklag terdaftar sebagai salah satu dari 29 kota di Negev,
di sebelah selatan, tidak banyak informasi yang jelas dan pasti dari keberadaan
Ziklag.
Ziklag
yang terabaikan
Sejarah Ziklag sangatlah
memprihatinkan. Ziklag sebenarnya merupakan daerah yang udik, diberikan kepada
Yehuda oleh Yosua. Yang pertamakali mendapatkan Ziklag adalah orang Yehuda,
namun Yehuda adalah suku yang sudah diberkati oleh Yakub dengan luar biasa
(Kejadian 49:9-10). Pada hala Suku Yehuda sudah mendapatkan jatah rohani yang
terlalu besar, masih juga mendapatkan Ziklag; sebaliknya suku yang lain yaitu
suku Simeon belum mendapatkan jatah. Kemudian Yosua berkata: "Milik Pusaka
bani Simeon diambil dari bagian bani Yehuda"(Yosua 19:9). Jadi, suku
Simeon hidup di tengah-tengah suku Yehuda dan ada sebagian dari jatah suku
Yehuda yang diambil oleh suku Simeon, di antaranya adalah Ziklag. Sejak dari
awalnya Ziklag telah direlakan oleh Yehuda untuk diambil suku Simeon, namun
entah kenapa suku Simeon juga tidak sepenuhnya menguasai kota itu. Mungkin
karena Ziklag tidak menghasilkan apa-apa dan juga letaknya kurang strategis,
maka kota ini diabaikan oleh Simeoan yang akhirnya dikuasai oleh Filistin. Seolah-olah
bangsa-bangsa lain juga tidak membutuhkan adanya kota itu. Sehingga sebelumnya Daud
pun tidak ada yang ber mempertahankan kota tersebut.
Kota
orang Filistin
Dalam keadaan sebagai buronan yang
terus dikejar-kejar Saul, Daud mengalami kelelahan mental dan meminta
perlindungan serta menetap di negeri orang Filistin. Pada saat itu Ziklag
adalah sebuah kota di bawah kekuasaan Filistin yang kemudian diberikan Raja
Akhis kepada Daud (I Samuel 27:1-7). Daud beserta keluarganya dan keenam ratus
orang yang mengikutinya menetap di Ziklag selama satu tahun dan empat bulan. Daud
merasa tenang di Ziklag karena tidak lagi dikerjar-kejar oleh Saul. Sering kali
Daud melawan perampok-perampok di Padang Gurun, yaitu orang-orang Amalek dan
membagi-bagikan hasil rampasannya kepada para prajurit dan sebagian dikirim ke
raja Akhis. Setiap kali mendapatkan bagian dari rampasan, Akhis bertanya pada
Daud siapa yang telah ia rampok, Daud tidak berkata bahwa itu adalah orang
Amalek, karena Akhis menjalin persahabatan dengan Amalek, sehingga Daud
menjawab orang-orang Yehuda yang ia rampok. Akhis sangat senang menerima Daud
dan memberikan Ziklag kepadanya karena Akhis adalah musuh Saul, dia berpikir
akan bekerja sama dengan Daud untuk menyerang Israel, karena Akhis menyangka
orang-orang Yehuda pasti akan memusuhi Daud, karena telah dirampok (I Sam
27:8-12).
Ziklag
dibakar
Saat Daud dan pasukannya berperang
bersama dengan Raja Akhis, mereka meninggalkan kota itu tanpa ada penjagaan.
Semua pria diharuskan berperang, karena peraturan peperangan saat itu adalah hanya
mereka yang ikut berperang yang boleh mendapatkan jarahan. Orang Amalek
menyergap dan membakar kota itu, serta membawa banyak tawanan, termasuk
istri-istri Daud, Ahinoam dan Abigail. Setelah mengalahkan para penyamun itu
dan mendapatkan kembali para tawanan dan barang-barang yang dirampas, Daud
mengirimkan dari Ziklag sebagian jarahan hasil pertempuran itu kepada
teman-temannya, para tua-tua Yehuda di berbagai kota. (1Sam 30) Banyak pria
perkasa yang bersenjata bergabung dengan Daud di Ziklag, dan di situlah ia
menerima kabar tentang kematian Raja Saul. (2Sam 1:1, 2; 4:10; 1Taw 12:1, 2,
20-22)
Sejak saat Ziklag terbakar, Daud
menyadari hal ini, maka sejak saat itu ketetapan hukum perang diubah yaitu
bagian orang yang tinggal di dekat barang-barang adalah sama seperti bagian
orang yang pergi berperang; itu akan dibagi sama-sama. Dan demikianlah halnya
sejak hari itu dan seterusnya; hal itu ditentukannya menjadi ketetapan dan
peraturan bagi orang Israel sampai sekarang. (I Sam 30:24-25)
Ziklag seharusnya dapat
menjadi kota yang penting, namun menjadi kota yang terabaikan dan sering
direbut oleh musuh. Di kota inilah Daud menjali ujiannya sebagai calon raja
Israel. Sesuatu yang sebenarnya penting dan yang seharusnya kita kasihi, tapi
kita abaikan. Jika Ziklag itu telah direbut oleh si jahat, maka kita harus
berperang untuk merebutnya kembali. Mungkin Ziklag itu adalah keluarga,
sekolah, kuliah, masa depan maupun pekerjaan kita.
No comments:
Post a Comment