Saat ini kita dapat
menikmati aneka macam bentuk dan disain sikat gigi, beragam merk menawarkan
kelebihan masing-masing, dari yang manual hingga elektrik. Tetapi pernahkah
kita merenung sejenak dan berpikir, siapa orang yang paling berjasa menemukan
sikat gigi modern tersebut?
Pada tahun 1770, William
Addis, salah seorang yang didakwa terlibat dalam kerusuhan di Inggris akhirnya
mendekan di penjara. Tidak seperti narapidana yang lain, Addis tidak menyerah
dengan keadaan fisiknya yang dipenjara, dia lebih memilih untuk tidak membatasi
pikirannya. Suatu hari Addis meminta kepada petugas penjara untuk membawakan
baginya tulang binatang dan beberapa bulu binatang. Kemudian ia mulai melubangi
tulang tersebut dan diisi dengan bulu binatang serta merekatkannya dengan lem,
dan dipakai untuk membersihkan giginya.
Sekeluar dari penjara
tahun 1780, Addis memproduksi sendiri sikat gigi hasil kreasinya, dan itulah
produksi sikat gigi komersial pertama di Inggris. Namun demikian baru tahun
1857 H. N. Wadsworth, seorang pengusaha Amerika Serikat mematenkan penemuan
dari Addis tersebut. Kemudian tahun 1885 Amerika Serikat mulai memproduksi
secara massal sikat gigi yang masih terbuat dari tulang dan bulu binatang.
Hingga tahun 1938, perusahaan ‘Du Pont’ dari Amerika Serikat memproduksi sikat
gigi dengan bahan bulu sintetis dan nilon untuk pertama kalinya. Dan dari
situlah terus dikembangkan baik model dan bahan dari sikat gigi modern hingga
sekarang ini.
William Addis pun
menjadi jutawan setelah idenya dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon
dan diproduksi oleh perusahaan ‘Du Pont’. Bagi Addis penjara tidaklah membuat
ide, kreatifitas, dan pikirannya ikut terpenjara. Justru di dalam penjara ide
besarnya dapat kita nikmati hingga saat ini. Mungkin hari ini Anda tidak sedang
dipenjara seperti Addis, tetapi seringkali memenjarakan pikiran sendiri. Penjara
itu berupa kata-kata: “tidak mungkin”, “tidak bisa”, “tidak mau”, “tidak
berani”, “ini sulit”, dan yang lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita
untuk berkembang.
Jangan penjarakan
potensi, kemampuan, bakat, atau talenta yang telah Tuhan berikan kepada kita,
karena kita harus mempertanggungjawabkan kepada-Nya kelak.
Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Filip 4:13
No comments:
Post a Comment