Thursday, February 12, 2015

BEBAS DARI BELENGGU MASA LALU


Waktu terus berlalu, meninggalkan kenangan masa lalu, seindah atau sepahit apapun segala sesuatu yang kita alami di waktu lampau, haruslah berani untuk melepaskannya. Sebab musim yang baru telah tiba, dan segala sesuatu yang barupun ada di depan kita. Rasul Paulus berkata “…..aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”( Flp 3:13), ayat ini mengajak kita untuk mampu meninggalkan dan melepaskan belenggu masa lalu.
Orang yang masih terbelenggu dengan masa lalu akan cenderung takut untuk menapaki hari-hari di depan, dan seakan enggan untuk mengikuti waktu yang berputar, sebab hati dan pikirannya masih melekat di waktu lampau meskipun raganya sudah berada di masa kini. Tentu akan sangat merugikan bila kondisi seperti ini ternyata banyak dialami oleh jemaat Tuhan, karena kerinduan Tuhan agar setiap kita dapat maksimal dalam apapun juga dan sampai pada tujuan Ilahi. Padahal Tuhan mengatur dan mengendalikan waktu dan juga musim (Dan 2:21a), agar kita ada di dalam “kronos dan kairos-Nya”.

Apa belenggumu?

Belenggu masa lalu dalam kehidupan kita bermacam-macam, namun semuanya dapat menghambat laju iman kita. Belenggu-belenggu tersebut juga mampu merenggut masa depan, harapan menjadi pudar, hingga keputus asaan. Kenalilah belenggu apa yang masih mengikat hidup kita di masa kini, mungkin itu berupa:
  • Trauma masa lalu (kecelakaan, pelecehan, perampokan, perkosaan, diserang orang, dll)
  • Kepahitan terhadapan seseorang (sakit hati, dendam, kemarahan)
  • Okultisme (terikat perdukunan, mantra-mantra, berhala-berhala)
  • Sakit-penyakit (penyakit kronis, kanker, HIV, dll)


Apapun belenggu yang masih merantai kita hingga kini harus dibereskan dan dilepaskan, sehingga tidak menjadi beban di masa kini dan masa depan.

Keluar dari belenggu masa lalu

Keputusan untuk melepaskan belenggu masa lalu dibutuhkan, mengingat banyaknya manusia masih terbelenggu oleh kejadian di masa lalu, sehingga segala sesuatu yang seharusnya berorientasi pada masa depan malah semakin mundur karena dirinya terbelenggu oleh masa lalu yang pahit dan sakit itu. Ciri-ciri dari orang yang terbelenggu dengan masa lalu, antara lain:
  •  Takut melangkah
  • Takut mencoba
  • Takut gagal
  • Takut tertolak
  • Diliputi kekhawatiran
  • Perasaan bersalah
  • Ragu-ragu, bimbang, takut, dll


Ada berbagai respon yang berbeda bagi seseorang dalam menghadapi masa lalu; ada yang langsung melupakan kejadian masa lalunya, ada pula yang mengabaikan masalah di masa lalu, beberapa orang memilih menyelesaikan masalah dari masa lalu itu, dan tidak sedikit juga yang menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga.

Langkah-langkah untuk mengalami pemulihan dan kebebasan yaitu dengan membereskan masalah-masalah di masa lampau, dengan cara:
  1. Mengakui di hadapan Tuhan
  2. Meminta pengampunan dari Tuhan
  3. Mengampuni diri sendiri
  4. Mengampuni orang-orang yang telah menyebabkan kita menderita
  5. Menjadikan masa lalu sebagai pelajaran beharga
  6. Menatap masa depan


Semangat baru di musim yang baru

Hari ini adalah masa lalu bagi masa yang akan datang. Begitu juga dengan masa yang akan datang akan menjadi masa lalu bagi masa yang akan datangnya lagi. Bila kita hanya berpangku tangan dan tidak berbuat sesuatu, maka kita akan ditinggalkan oleh waktu yang terus berlari kencang di hadapan kita. Masa yang sudah berlalu adalah masa yang tidak akan mungkin kembali dan tak akan pernah kembali lagi. Maka kita sebagai pelaku peristiwa dituntut untuk bersikap arif dan belajar memperbaiki apa yang sudah pernah kita lakukan pada masa lalu. Agar peristiwa pahit atau perbuatan salah yang pernah kita lakukan di masa lalu itu tidak akan pernah terjadi lagi pada masa-masa selanjutnya.

Dibutuhkan sebuah gairah dan semangat yang baru untuk berjalan dalam musim yang baru, sebab segala sesuatu yang baru telah Tuhan persiapkan, tetapi hanya akan diraih bagi mereka yang memiliki pikiran yang baru, hati yang baru, dan kehidupan yang baru. Tinggalkan belenggu masa lalu, dan sambut musim yang baru.



No comments:

Post a Comment