Wednesday, June 19, 2013

Ricardo Izecson dos Santos Leite


“TAK TERNODA DI TENGAH GODAAN”

Bagi para pecinta sepakbola tentunya sudah tidak asing dengan Kaka, bintang pesepakbola dunia dengan kemampuan yang tinggi. Panggilan Kaka melekat pada Ricardo Izecson dos Santos Leite yang diberikan oleh adiknya, Rodrigo, sewaktu kecil, yang memanggil abangnya Caca yang kemudian berganti menjadi Kaka. Anak dari pasangan Bosco Izecson Pereira Leite dan Simone Cristina dos Santos Leite,  lahir di Brasilia, Brasil pada tanggal 22 April 1982. Ayahnya merupakan seorang insinyur yang sukses dan ibunya adalah guru matematika yang mendidik Kaka menjadi anak yang taat kepada Tuhan.

Awal karir sepak bola

Ketika berusia empat tahun keluarganya pindah ke Curitiba, bagian selatan Brazil, dan tiga tahun kemudian ke Sao Paulo. Ketika bersekolah di Sao Paulo, guru olahraganya melihat bakat bermain bola yang dimiliki oleh Kaka dan menganjurkan ibunya untuk memasukkan ke sekolah sepak bola. Kaka mengawali karir sepakbolanya bersama klub Sao Paulo junior, yang kemudian tahun 2001 berpindah ke Klub Sao Paulo senior, pada saat itu umur kaka adalah 18 tahun, ia cukup lama bersama klub asal Brasil ini, yakni selama 2 tahun dan dalam 52 laga bersama Sao Paulo, Kaka berhasil mencetak 23 Gol. Kepiawain dan skill yang dimiliki Kaka membuat klub-klub besar Eropa meliriknya, Kakapun akhirnya resmi bergabung dengan AC Milan pada tahun 2003 sampai 2009. Kemudian Tahun 2009 sampai sekarang Kaka bergabung di klub raksasa Spanyol, Real Madrid. Walaupun karirnya di Real Madrid agak meredup akibat cidera yang kerap ia alami, namun Kaka tetap pemain gelandang serang yang patut disegani. Selain membela klubnya, Kaka juga sebagai salah satu “pasukan” timnas Brasil yang tampil pada piala dunia 2002, 2006 dan 2010.

Tetap Sederhana

Dilahirkan dari keluarga yang kaya tidak membuat Kaka menjadi sombong, dia tetap rendah hati, juga ketika sederet prestasi ia telah raih yang menempatkannya dalam daftar pemain termahal dan terbaik dunia, tidak membuat Kaka berubah, tetap menjadi pribadi yang sederhana. Hal ini tidak lazim untuk pemain papan atas se level Kaka, karena kebiasaan mereka adalah gaya hidup mewah dan  hedonisme.

Kaka menikahi Caroline Celico, anak pengusaha yang kaya-raya di Brasil. Mereka menikah pada 23 Desember 2005, di sebuah gereja kecil di Sao Paulo dan berlangsung sederhana. Setelah menikah, Kaka dan Caroline tetap menunjukkan sikapanya yang sederhana. Padahal mereka memiliki harta yang berlimpah, bahkan sebagai anak dari Rosangela Lyra, seorang direktur Christian Dior di Brasil dan Celso Celico, yang adalah pengusaha sukses, Caroline bisa hidup mewah, tetapi mereka memilih untuk sepakat menyumbangkan sebagian dari harta mereka ke gereja, sebesar 9,6 miliar rupiah.

Tetap Taat

Diusianya yang ke 18 tahun, Kaka mengalamai cidera pada saat berenang, dokter sempat memvonis tulang belakangnya patah dan berakibat kelumpuhan total. Kecelakaan tersebut mengancam karir dan masa depannya, namun ia terus berdoa, meminta kesembuhan dari Tuhan. Mujizat dialami oleh Kaka, ia sembuh dan dapat kembali bermain bola, sebagai rasa syukur atas mujizat Tuhan, Kaka semakin menjadi pribadi yang religius dan hidup taat. Ketaatan Kaka terbawa di lapangan hijau, ketika berhasil mencetak gol pada Piala Dunia 2002, dia melakukan selebrasi dengan membuka kaos timnas Brasil, di dalamnya ada T-shirt putih bertuliskan “I Belong to Jesus” , tidak hanya itu, ia juga menunjuk dengan jari-jarinya ke langit sebagai tanda terima kasihnya kepada Tuhan.

Pria yang dikenal suka memakai Christian gear dan anggota organisasi "Athletes of Christ" ini memiliki komitmen ketaatan yang luar biasa, dia pernah berkata: “Ketika saya menyimpang dari jalan Tuhan, saya menangis.” Kesukaanya mendengar musik gospel juga aneh di kalangan pemain yang lain, ia sangat mengidolakan penyanyi gospel Brasil, Aline Baros. Ia juga sangat suka berdoa, bahkan ia sering mengajak rekan-rekannya turut berdoa.

Tetap kudus

Kaka dikenal jauh dari gaya hidup Don Juan, metroseksual dan perilaku negatif lainnya. Di saat ia menjadi bintang sepakbola dunia, ia berkata “wanita cantik dan mobil mewah bukanlah hal penting dalam hidupku. Aku ingin hidup lurus-lurus saja,” tak heran saat ia berada di Milan, Italia tetap menjalin cinta dengan kekasihnya Caroline yang berada di Brasil. Uniknya setelah pernikahannya dengan Caroline, Kaka menyatakan bahwa ia masih perjaka dan Caroline masih perawan, saat pertama kali memasuki perkawinan. “Itu periode yang penting, sebuah ujian untuk cinta kami berdua. Saya seorang pria normal dan pasti tergoda untuk melakukan hubungan sebelum pernikahan, tetapi saya bisa melewatinya,” kata Kaka.
 

Tidak seperti kebanyakan pemain bola lainnya, minuman yang disukai Kaka hanyalah air sedangkan kebiasaan pesepakbola lainnya lebih suka menenggak minuman-minuman keras sambil berpesta di bar. Walau sempat diremehkan rekan-rekannya, ia tetap konsisten pada pendiriannya sehingga akhirnya ia justru dihormati teman-temannya. Kaka sangat menyukai warna putih yang melambangkan kesucian serta ketulusan.

Buah pernikahannya dengan Caroline, Kaka dikaruniai dua orang anak. Ia sangat mencitai keluarganya. Jika sudah pensiun sebagai pesepakbola, ia bercita-cita menjadi pelatih dan pendeta. Kerendahan hati, ketaatan serta kekudusan yang tetap ia jaga, membuatnya mencapai puncak kesuksesan.