Thursday, February 12, 2015

TUHAN DI SEGALA MUSIM

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam Kej 8:22


Bumi yang kita diami dengan segala ketarturan di dalamnya, telah ditentukan oleh Allah untuk mengalami musim yang silih berganti. Berarti akan ada masa atau saat dimana musim yang kita nantikan tiba, dan juga akan melewati musim yang mungkin tidak kita sukai. Meskipun terus menerus terjadi perubahan, namun Tuhan ada dalam setiap musim, untuk memelihara, menjaga, dan memberkati umat-Nya. Namun tidak jarang kita meragukan kehadiran-Nya dalam musim-musim sulit yang sedang terjadi dalam hidup kita, merasa seakan Tuhan jauh dan bahkan mengabaikan kita.

Dari ayat di atas kita dapat belajar bahwa tidak untuk selamanya musim yang sama dialami manusia, melainkan akan datang musim yang baru, serta memberikan penegasan bahwa manusia tidak berkuasa untuk menahan musim, sebab Tuhan yang mengendalikannya. Artinya suka tidak suka dan mau tidak mau musim-musim tersebut akan kita alami, dan masih terjadi hingga kini.

Empat musim dalam Alkitab yang di alami oleh manusia:

1. Musim menabur dan menuai

Musim ini berlaku dalam segala segi hidup manusia, baik dalam hal uang, dosa dan kejahatan, kebaikan, ketaatan, dll. Barangsiapa menabuar, ia akan menuai, sebab adakalanya petani menabur benih, dan ada waktunya mereka menuai hasilnya (Pkh 3:1-2). Hukum tabur tuai ini haruslah menjadi perhatian lebih bagi umat Tuhan, sebab kita akan mendapat hasil dari sesuatu yang ditabur. Menabur adalah bagian manusia, dan bagian Allah memberi tuaian, tetapi yang terpenting adalah jangan menabur dosa dan kejahatan, supaya tidak menuai kebinasaan (Gal 6:8)

Bila air mata sudah terlalu banyak yang tertumpah, seiring dengan beratnya tekanan hidup, berharap pertolongan Tuhan namun tidak kunjung tiba, berdoa bertahun-tahun belum ada perubahan, dan telah sekian lama berada dalam musim menabur (menabur doa, air mata, pengharapan), janganlah berputus asa dan teruslah menabur, sebab musim menuai akan datang dalam kehidupan kita, dan bahkan tidak akan menjadi ia-sia segala sesuatu yang kita tabur, walaupun penuh air mata, pada akhirnya akan penuh dengan sorak-sarai (Maz 126:5-6).

2. Musim dingin dan panas

Bagi negara-negara dengan empat musim (musim semi, panas, gugur, dingin) akan sangat mengenal karakteristik dari musim dingin, musim dimana suhu udara di bawah normal bahkan minus. Musim dingin musim membuat masyarakat diserang kepanikan, di mana semua tanah pertanian, sungai, danau beku dan tertutup oleh salju karena suhu udara begitu dingin. Akibatnya hampir semua aktivitas pekerjaan tertunda selama musim dingin. Demikian juga musim dingin dalam kehidupan kita, perjuangan kita seolah-olah menjadi ‘beku’ dan ‘tertutup oleh salju’ kesulitan, rumah tangga sedang dingin, dan bahkan impian-impian yang ingin kita raih harus tertunda oleh banyak hal dan kesulitan-kesulitan yang menghadang. Bila musim dingin sedang kita alamai, inilah saatnya kita belajar menanti dengan sabar, karena segala sesuatu ada waktunya, musim panas akan segera datang.

3. Musim kemarau dan hujan

Kita yang berada negara beriklim tropis tidaklah asing dengan musim yang satu ini, musim yang yang banyak dikeluhkan oleh petani, sebab kemarau yang berkepanjangan akan berdampak pada tanah pertanaian, terjadi kekeringan, krisis air bersih, kebakaran hutan, bencana kelaparan, dll. Musim kemarau dalam hidup kita bisa berarti mengalami kekeringan dalam usaha/bisnis, finansial, kesehatan terganggu, kehilangan sesuatu,dll.
Seperti tanah kering yang menanti hujan turun, seperti itulah mungkin gambaran kehidupan kita di waktu ini, sedang menantikan hujan berkat dan pertolongan Tuhan tercurah, dan dalam penantian yang lama. Meskipun kemarau yang berkepanjangan dalam hidup kita, tetaplah percaya janji-jani-Nya, sebab firmanya: “……Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu-minggu yang tetap untuk panen” (Yer 5:24). Tuhan tidak akan menahan hujan, dan siap untuk membasahi hidup kita pada waktu-Nya.

4. Siang dan malam

Di waktu siang umumnya orang bekerja, beraktivitas, dan berjerih lelah, sambil menantikan datangnya malam untuk beristirahat dari jerih lelahnya. Tuhan memisahkan siang dan malam agar ada keseimbangan dalam hidup manusia, ada waktunya untuk bekerja dan ada waktu untuk beristirat. Namun ternyata tidak jarang kita mengalami siang yang “panjang”, kelelahan, letih, dan kehilangan semangat, yang disebabkan oleh beban hidup yang menindih, sehingga tidak berdaya lagi untuk menjalai kehidupan ini, putus asa, dan mulai menyerah dengan keadaan. Janganlah menjadi tawar hati dan kecewa, sebab waktunya akan tiba untuk kita mengalami “malam”, waktu untuk melepas letih, dan saat untuk menikmati segala kebaikan-Nya.


Empat musim kehidupan yang silih berganti, bisa datang kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Kita tidak dapat menghentikan musim-musim tersebut terjadi, jalanilah bersama dengan Tuhan, sebab tidak untuk selamanya musim yang “kurang baik” itu akan kita alami. Dalam musim apapun, Dia selalu ada bersama dengan kita dan tidak pernah meninggalkan kita. Tuhan yang mengatur musim, Dia juga yang akan memberikan musim yang baru kepada kita.

No comments:

Post a Comment