Tuesday, May 14, 2013

Terjebak Pola

Suatu ketika teman saya meminta kepada setiap peserta seminar untuk membuat sebuah gambar pemandangan. Setelah beberapa menit, mereka menunjukkan hasilnya dan itu sangat mengagetkan saya, karena hampir seluruhnya menggambar pemandangan dengan tema yang sama. Rata-rata mereka menggambar gunung, ada jalan dan di samping kanan kirinya sawah, kemudian ditambah beberapa pohon. Mereka tidak berasal dari sekolah yang sama, usianya juga tidak sama bahkan tempat asalnya berbeda, namun kenapa hasilnya sama? jawabannya sederhana karena kabanyakan manusia sudah terjebak dengan sebuah pola.

Ketika masih SD, para guru membimbing ketika menggambar sebuah pemandangan harus ada sawah, gunung, jalan dan pohon, rupanya pola tersebut terbawa dan merasuk dalam alam pikiran sehingga menjebak kita dan susah untuk menuangkan ide-ide baru.
Dalam kekristenan, tidak sedikit orang percaya yang juga mulai terjebak dengan sebuah pola tertentu dalam hidupnya, sebagai contoh jikalau berdoa harus tutup mata dan lipat tangan, padahal dalam alkitab tidak pernah disebutkan seperti itu, tetapi guru-guru sekolah minggulah yang mengajarkannya. Dalam ibadah gerejapun sudah terjebak pola liturgi, biasanya dalam ibadah dimulai dengan 1 lagu penyembahan, 2 lagu praise, 1 lagu penyembahan kemudian khotbah disampaikan, persembahan dan penutup. Pola-pola seperti ini sama halnya sedang membatasi pekerjaan dan karya Roh Kudus, tetapi jika demi keteraturan dan kekusukkan dalam beribadah yang menjadi alasan utama mungkin sah-sah saja.

Bangsa Israel pernah terjebak dengan pola, ketika mereka dalam perjalanan menuju laut Teberau, mereka mulai  bersungut-sungut kepada Allah dan Musa, sehingga Tuhan mengirim ular tedung dan memagut mereka. Tetapi akhirnya Tuhan memberikan jalan keluar bagi mereka, Tuhan menyuruh Musa untuk membuat ular tembaga dan menaruhnya disebuah tiang, supaya apabila mereka terpagut ular tedung dan melihat pada ular tembaga itu akan selamat (Bilangan 21:4-9). Rupanya Nehustan atau patung ular tembaga tersebut masih tetap disimpan oleh kaum Israel dan menjadi objek penyembahan, sehingga mereka terjebak dengan pola lama sampai sekitar 800 tahun lamanya. Hingga pembaharuan besar-besaran dilakukan oleh Hizkia pada zamannya, akhirnya Nehustan tersebut dihancurkan (2 Raja-raja 18:1-4).

Wasdalah, jangan sampai kita terjebak pola tertentu, karena itu akan membuat kita sulit untuk keluar dari lingkaran pola tersebut dan mengkerdilkan kuasa Tuhan yang besar. Kita tidak akan pernah bisa menikmati kemustahilan dan kemaha-kuasaanNya, jika masih nyaman dan bahkan menikmati sebuah kehidupan yang terpola. Saatnya berani keluar dan meninggalkan pola-pola atau model-model apapun yang menjebak hidup kita. 



No comments:

Post a Comment