Dalam
pelayanan Tuhan Yesus yang relatif singkat di muka bumi ini, telah meletakkan
suatu dasar pelayanan yang berkualitas dan berdampak. Jika kita amati dalam
Alkitab, kehidupan Yesus dipenuhi dengan belas kasihan, doa, iman, dan
penginjilan, sehingga tidaklah heran jika kurun waktu yang singkat tersebut,
dapat menggemparkan dunia dalam pelayanan-Nya. Rupanya jejak yang telah
ditinggalkan oleh Tuhan Yesus tersebut, diteladani oleh George Müller, seorang
yang dikenal memiliki belas kasihan yang tinggi, kehidupan doa yang mantab,
iman yang teguh, serta hati yang berkobar untuk penginjilan.
George
Müller lahir pada 27 September 1805 di Kroppenstedt, sebuah desa dekat
Halberstadt di Kerajaan Prussia (sekarang Jerman). Pada masa mudanya, ia
dikenal sebagai anak yang nakal, suka pesta pora, mabuk-mabukan, berjudi,
mencuri, dan menipu. Bahkan ketika ibunya sedang dalam perjuangan antara hidup
dan mati, Müller yang pada saat itu berusia
14 tahun sedang asik bermain kartu sambil
bermabuk-mabukan bersama teman-temannya.
Terbeban untuk
anak yatim
Tahun 1830, Müller muda menikahi Mary Groves dan kemudian memutuskan untuk melayani sepenuh waktui sebagai pendeta gereja kecil di Teignmouth, Inggris dan tidak digaji. Pada tahun 1832, ia pindah ke Bristol, Inggris, untuk menggembalakan gereja lain. Di sinilah Ia mulai terbeban dengan anak yatim piatu, yang pada zamannya, pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Ketika itu Müller mulai membangun panti asuhan bagi 30 anak yatim piatu dengan memakai rumah mereka sendiri di Bristol. Tidak lama setelah itu, ia membangun tiga rumah untuk menampung 130 anak-anak. Pada tahun 1845, seiring pertumbuhan pelayanannya, Müller "memimpikan" untuk membangun suatu gedung terpisah yang dapat menampung 300 anak. Baru pada tahun 1849, gedung itu menjadi kenyataan. Di Ashley Down, Bristol, itulah impiannya terwujud. Pada tahun 1870, ia sudah memiliki lima gedung yang menampung lebih dari 2.000 anak.
Kehidupan
doa dan iman yang dinamis
Tanpa dukungan dana yang tetap, panti
asuhan kecil di kota Bristol yang mereka dirikan ini mengundang perhatian
banyak orang untuk melihat apakah Tuhan akan membiayai proyek ini. Terbukti
dengan berjalannya waktu, Müller tidak pernah minta bantuan keuangan kepada
siapa pun, juga tidak pernah berhutang, padahal lima gedung telah didirikan dan
memerlukan biaya sebesar 100.000 poundsterling. Dan itu tidak mudah, bahkan
sering kali ia menerima donasi makanan hanya beberapa jam sebelum waktu makan
anak-anak. Hal ini semakin menguatkan imannya. Setiap selesai sarapan pagi,
selalu ada pembacaan Alkitab dan doa, dan setiap anak diberikan sebuah Alkitab
ketika meninggalkan rumah yatim itu. Müller benar-benar hanya mengandalkan iman
dan doa. Menurut Müller, iman yang sejati bukan berarti kita diam. Itu sebabnya
ia berkata: "Kalau seseorang tidak
berbuat apa-apa pada waktu-waktu krisis, orang tersebut tidak memiliki iman
yang benar."
Muller telah membaca alkitab lebih dari
200 kali dan separuh dari waktunya dilakukan untuk berdoa. Ia mengatakan bahwa
50,000 jawaban doa yang khusus yang telah ia terima, berasal dari permohonan
doanya hanya kepada Allah! lebih dari 3000 anak yatim piatu yang diasuhnya,
dimenangkan bagi kristus melalui pelayanannya oleh penyertaan Roh Kudus.
Perjalanan
Misi
Diusianya yang ke-70 tahun, tepatnya
tahun 1875, Müller memulai perjalanan misinya. Selama 17 tahun, ia telah
berkhotbah di Amerika, India, Australia, Jepang, Tiongkok, dan kurang lebih
empat puluh negara lainnya. Ia telah menempuh perjalanan sejauh 200.000 mil
(300.000 km), sebuah prestasi yang luar biasa pada waktu itu. Kemampuan bahasa
membuatnya dapat berkhotbah dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan
khotbahnya telah diterjemahkan ke lebih dari dua belas bahasa lain. Pada 1892,
ia kembali ke Inggris dan ia meninggal pada 10 Maret 1898. Dia melakukan
penginjilan hingga ia mencapai umur 90-an tahun. Selama 17 tahun penginjilan,
kira-kira telah memberitakan Injil kepada 3 juta jiwa. Sampai pada 10 Maret
1898, tatkala dia berada sendirian saja dalam kamarnya, Tuhan memanggil pulang
ke sorga, dalam usia ke-93 tahun.
Selama hidupnya, Müller telah membangun
117 sekolah yang menampung lebih dari 120.000 anak-anak muda dan para yatim
piatu. Ia menjadi gembala gereja Bethesda di Bristol yang memunyai anggota
jemaat sekitar 2.000 orang ketika ia meninggal. Pelayanan terhadap anak yatim
piatu sudah berlangsung selama tiga abad, yaitu dari abad ke-19, ke-20 sampai
abad ke-21, pelayanan Müller tealah memberkati banyak orang dan juga
bangsa-bangsa. Dia tidak hanya memiliki kemampuan pemaham Alkitab secara
teoritis saja, namun sanggup untuk menterjemahkan kebenaran-kebenaran firman
Tuhan dalam pelayanan yang kontekstual.