Monday, February 16, 2015

NO TURNING BACK

Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Lukas 9:62

“Andai waktu dapat diulang”...kalimat seperti itu sering dilontarkan oleh banyak orang, bukan hanya sebagai bentuk ekspresi penyesalan, tetapi juga  keengganan untuk meninggalkan pengalaman-pengalaman mengesankan atau masa indah di waktu yang lalu. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki tiga masa dalam hidupnya, yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Walaupun dengan respon yang berbeda-beda, tetapi terhadap masa lalu yang penuh dengan kenangan, kejayaan, keindahan agak sulit untuk dilupakan begitu saja, sehingga tidak sedikit orang yang lebih suka menoleh ke belakang ketimbang menatap ke depan. Tak terkecuali dengan isteri Lot, yang memilih menoleh ke belakang dari pada menuruti perintah Tuhan (Kej 19:26). Seperti magnet yang sangat kuat segala sesuatu yang ada di Sodom dan Gomora, hal ini yang membuat isteri Lot dengan berat hati untuk terus melangkah ke depan meninggalkan Sodom dan Gomora dan akhirnya menoleh ke belakang dan berakibat fatal, dia menjadi tiang garam. Tiang garam sebagai simbol keterikatan manusia akan harta dan keduniawian melebihi Tuhan.

Sebuah mobil didisain dengan kaca spion yang jauh lebih kecil dibanding kaca depan mobil tersebut, tujuannya agar pengemudi tidak fokus pada kaca spion untuk melihat segala sesuatu yang ada di belakang, tetapi tertuju kepada arah yang ada di depannya. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengerti betul bagaimana menyikapi masa lalunya, dalam Filipi 3:13 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan, aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” Paulus memilih untuk tidak menoleh kebelakang, melainkan pandangannya tertuju kepada apa yang ada di depannya. Dia rela meninggalkan kenangan masa lalu, bahkan kejayaan masa lalu, dan menganggap semua itu sampah, tidak ada gunanya (Flp 3:8).

Jika kita hanya terfokus dengan masa lalu, sampai kapanpun tidak akan pernah meraih apa yang Tuhan janjikan dalam kita, dan bahkan tidak pernah sampai pada destiny ilahi. Sehingga yang perlu kita lakukan sekarang adalah melupakan yang telah ada di belakang kita (itulah sikap terhadap masa lalu), dan mengerjakan segala sesuatu yang Tuhan percayakan dengan segenap hati, mempergunakan waktu dan kesempatan dengan bijak (itulah sikap terhadap masa kini), serta dengan pengharapan yang teguh tentang janji-janji-Nya (itulah sikap terhadap masa depan), maka Tuhan Yesus yang telah menolong dan memberkati kita di masa lampau, akan tetap memberkati kita hari ini, bahkan terus memberkati hari esok kita (Ibr 13:8).



No comments:

Post a Comment